Gaido Bank Syariah Rayakan Milad ke 27 Tahun

Gaido Bank Syariah Rayakan Milad ke 27 Tahun

 GAIDOFOUNDATION.ORG — Gaido Bank Syariah merayakan milad ke-27 tahun, pada Senin (14/06) di Graha Gaido Bank Syariah, Cianjur, Jawa Barat.

Momentum Milad Gaido Bank Syariah ke 27 tahun di masa pandemi covid 19 dan di era digital kami mengangkat tema “Gaido Bank Syariah Bangkit Bersama Ekonomi dan Keuangan Syariah di Masa Covid-19 dan Mendorong Lahirnya Bank Digital Syariah di Indonesia”.

“Hari ini (kemarin-Red) menjadi hari terindah dan penuh kebahagiaan untuk jajaran komisaris, direksi dan karyawan serta semua steakholder di lingkungan Gaido Bank Syariah di mana hari ini merupakan milad Gaido Bank Syariah ke 27 tahun” tutur Komisaris Utama Muhammad Ali Fikri

27 tahun lalu atau pada tanggal 14 juni 1994  merupakan hari lahirnya bank islam dan mendapatkan izin oprasional pada tahun 1995 dari kementrian keuangan saat ini, Gaido Bank Syariah dilahirkan oleh para ulama dan praktisi ekonomi dan keuangan syariah dengan izin Allah bank ini mampu bertahan dan bahkan membahagiakan kita semua bukan hanya kami yang berada di Gaido Bank Syariah tapi menjadi kebahagian bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.

Hingga hari ini  bank syariah atau bank Islam mampu berkembang bukan hanya ada tapi mampu memberikan jawaban bahwa bank Islam atau bank syariah tumbuh dan memberikan kontribusi nyata untuk perteumbuhan ekonomi dan keuangan syariah yang semakin maju dan besar di Indonesia bahkan di dunia.

Muhammad Ali Fikri menyampaiakan pengalamannya dalam mengawal Gaido Bank Syariah mengalami secara langsung mulai dengan nama Bank Islam dengan brand ARFIS singakatan Artha Fisabililah lalu berubah dengan brand BAF Syariah masih singakatan dari Bank Artha Fisabililah Syariah dan pada momentum milad ini berubah lagi dengan brand Gaido Bank syariah yang telah diputuskan pada RUPS Luar Biasa.

“Saya mewakili manajemen mengucapakan terima kasih kepada semua pihak mulai Pemilik Saham Pengendali (PSP), Muhammad Hasan Gaido, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cianjur, Yayasan Dompet Dhuafa, Wahyu Dwi gung dan para nasabah Gaido Bank Syariah, saya mengucapakan mohon maaf apabila layanan kami belum maksimal dan saya mengajak mari kita hijrah untuk bertransaski keuangan dengan bank syariah agar hidup kita berkah.” ujar Ali Fikri.

Gaido Bank Syariah fokus untuk mendorong percepatan Indonesia Sentral Ekonomi Syariah Dunia dan menjadi pelaku dengan fokus bersinergi dengan pasar tradisional untuk membantu para pelaku UKM, pasar emosional untuk kaum muslimin di seluruh Indonesia untuk menabung, deposito dan pembiayaan dengan bank syariah, pasar nasional untuk semua pihak bersinergi dan berkolaborasi bertransaksi dengan bank syariah.

Saat ini Gaido Bank Syariah juga sedang menyiapkan transaksi digital sehingga ketika bank Indonesia sudah memutuskan transaksi rupiah digital, Gaido Bank Syariah mampu melakukannya.

Sebagaimana kita ketahui, Bank Indonesia (BI) saat ini tengah merumuskan pembuatan mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Dengan kata lain, bank sentral sedang menggodok aturan terkait rupiah digital.

Bank Indonesia dan Menteri Keuangan sedang ikut pembahasan dengan 7 bank sentral lainnya pada momentum keketuaan presidensi G-20 di tahun depan agar disepakati desain CBDC yang bisa dijadikan acuan bank sentral agar bisa diterapkan seluruhnya.

Selain itu, pertimbangan untuk menerapkan rupiah digital adalah pilihan teknologi. Dalam hal ini, apakah menggunakan blockchain, distributed ledger technology (DLT), atau stablepoint.

Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI)juga mempersiapkan terkait infrastruktur pasar keuangan dan sistem pembayaran yang jadi salah satu prasyarat digital currency, karena butuh infrastruktur di pasar keuangan dan sistem pembayaran yang terintegrasi.

Ali Fikri juga menyampaikan bahwa Gaido Bank Syariah mendorong Visi Gaido 2045 Indonesia Sentral Ekonomi Syariah Dunia, visi ini semakin mengkristal menjadi visi bangsa Indonesia sehingga kita semua bergerak saling menguatkan sehingga percepatan ekonomi syariah di Indonesia semakin terasa.

Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Airlangga Hartarto melaporkan bahwa posisi Indonesia di bidang ekonomi dan keuangan syariah global berada pada posisi membanggakan. Mengacu pada The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021, Indonesia berada pada peringkat ke-4 dari 73 negara. Pencapaian ini telah mengalami peningkatan signifikan dibandingkan 2018 lalu yang menempati peringkat ke-10.

The State of the Global Islamic Economy Report merupakan laporan yang mendefinisikan dan memberikan pandangan menyeluruh tentang ekonomi Islam serta potensi masa depannya. Tujuannya untuk memfasilitasi investasi dan pertumbuhan industri.

Ini adalah barometer tahunan kesehatan dan perkembangan industri ekonomi Islam di seluruh dunia. Aset keuangan syariah Indonesia tercatat sebesar US$ 99,2 miliar pada 2019. Jumlah ini setara 3,44 persen dari total aset keuangan syariah global.

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Berita Terkait: