HAJIUMRAHNEWS.COM – Indonesia teramat kaya dengan sumberdaya alam yang melimpah ruah. Tanahnya sangat subur menjadi rebutan bangsa-bangsa hingga pernah dijajah beratus-ratus tahun lamanya. Namun, rakyatnya dan petaninya masih banyak yang terbelakang.
Keprihatinan ini tak boleh terus berlanjut, kekayaan alam Indonesia harus menjadi sumber kemakmuran rakyatnya. Karenanya, melalui Workshop Pemulihan Ekonomi dari Dampak Pandemi Covid-19, Gaido Foundation dan Santri Mart menggelar upaya kebangkitan petani dengan menghadirkan ahli pertanian, Prof. Dr. Ali Zum Bashar untuk mempraktekan temuannya berupa padi varietas Trisakti dan Teknologi Mikroba Google (Migo) dihadapan puluhan petani di Baros, Kabupaten Serang.
Workshop ini didukung oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Banten, Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP), Insan Petani dan Nelayan Indonesia (INTANI) DPW Banten, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banten dan Perkumpulan Urang Banten (PUB).
” Petani itu harus berdaya, harus tampil terdepan dalam pembangunan. Menanam bukan ilmu cerita dari leluhur, tapi harus ditopang ilmu pengetahuan. Sehingga, menyambut tahun baru Islam 1443 H dan dirgahayu ke 76 tahun Republik Indonesia. Mari kita hijrah agar ekonomi Banten bangkit dari dampak Covid-19 dengan cara meningkatkan pendapatan para petani sehinga petani sejahtera dan Banten menjadi penopang padi nasional. ” ujar Muhammad Hasan Gaido, Founder Gaido Gruop yang juga menjabat President Indonesia Saudi Arabia Business Council (ISABC).
Pada kesempatan ini, Prof. Ali menyampaikan bahwa padi varietas Trisaksti hanya butuh waktu tumbuh selama 75 hari hingga masa panen. Artinya petani cukup 2,5 bulan dari masa tanam sampai memetik hasilnya. Sementara teknologi Mikroba Google (Migo) adalah vaksin tanah yang bisa membunuh hama dan memperbaiki unsur hara pada tanah.
“Perpaduan padi varietas super ini dengan Migo, hasilnya bisa 16,5 ton per hektar,. Dua kali lipat hasil varietas terbaik manapun,” ujar Prof. Ali.
Diungkapkan Prof. Ali bahwa tekhnologi Migo ini tidak hanya untuk padi, tapi juga buat vaksin tanah bagi sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian.
“Mari kita berdaulat secara ekonomi dan lepas dari kemiskinan dan kebodohan. Saatnya petani bangkit, saya ikhlas ridho temuan ini digunakan oleh petani siapapun,” ujarnya Prof Ali. seraya menyebutkan bahwa pihaknya sudah berhasil membuktikan panen kedelai yang mampu tumbuh dengan polong di atas 3.000 buah per batang.
Sementara itu, Ace Sumirsa Ali, Pimpinan Baznas Banten yang hadir dalam kesempatan workshop itu mengungkapkan bahwa saatnya petani Banten bangkit, keluar dari gaya dan cara bertani tradisional. Sebab petani jangan melulu hidup miskin tetapi sebaliknya harus berubah menjadi kaya-raya.
“Petani jangan distigmakan melulu sebagai Mustahik, mari beranjak menjadi Muzakki sebab Islam telah dengan jelas menyebut bahwa petani adalah Muzaki dari hasil taninya. Beruntung kita punya Pak Hasan Gaido dan Prof Ali yang amat peduli pada pertanian,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Sekjen FSPP, Dr. Fadlullah menguatkan bahwa petani adalah sayyidul bilad, rajanya alam. Karena itu semua orang di dunia akan bergantung pada hasil kerja petani sebab petani lah sumber datangnya kebutuhan pokok.
“Petani itu Sayyidul Bilad. Tanah kita sudah sangat subur, tinggal petaninya yang bisa hidup subur. Darimana, dari cara kerja bertani yang hasilnya melimpah ruah,” ujarnya.
Dalam kesempatan workshop tersebut langsung dibentuk kelompok tani dan struktur pengurusnya. Sebab pemaparan Prof Ali dan kesiapan menindaklanjuti dalam bentuk penyiapan lahan demplot amat menarik bagi peserta workshop.
Ditempat yang sama, juga langsung disimulasikan bagaimana membuat vaksin tanah yang sederhana dan alami. Dengan modal 1 kg pupuk urea atau diganti dengan air seni (kencing), lalu 0.5 kilogram gula dan 20 liter air maka sudah bisa berhasil membuat tekhnologi Mikroba Google untuk lahan sawah 1 hektar.
Phosmit yang menjadi bahan vaksin ini dipastikan akan memberi manfaat luar biasa hasil lebih melimpah, panen bermutu tinggi, tanaman yang subur, sehat, berbuah lebat. Tidak hanya itu, vaksin ini akan memberi keseimbangan fisiologis dan kecukupan hara esensial, memperkokoh batang dan ranting, tahan serangan penyakit serta menghemat pestisida dan pupuk kimia.
Sementara Bio P 2000 Z sebagai cairan vaksin akan amat bermanfaat karena bisa meningkatkan hasil yang berlipat dan waktu panen yang amat pendek hanya 75 hari saja.