Mencari 100 Mujahid Ekonomi Syariah di Era Digital

Mencari 100 Mujahid Ekonomi Syariah di Era Digital

GAIDOFOUNDATION.ORG – “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah kalimat legenda yang sempat dipekikkan oleh bapak bangsa, Bung Karno, tokoh pemuda saat itu yang kalimatnya kini menjadi kenyataan.

Juga beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan ambisinya untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal dunia. “Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi Syariah dunia” tegas Jokowi.

Sejalan dengan itu pula, dalam momentum memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Santri Nasional 2021,  Gaido Foundation melaunching program mencari 100 pemuda-pemudi, mujahid-mujahidah Indonesia untuk menjadi CEO perusahaan yang bergerak dalam ekonomi syariah, keuangan syariah, dan produk halal dengan berbasis teknologi digital yang akan menguncang dunia dan mewujudkan Indonesia Sentral Ekonomi Syariah Dunia.

Hal tersebut disampaikan berbarengan dengan penyelenggraan webinar bertema “Mencari 100 Mujahid Ekonomi Syariah di Era Digital” dengan menghadirkan akedemisi, praktisi, para pakar, mahasiswa dan santri, pada hari Kamis lalu, (28/10) melalui platform Zoom Meeting.

Webinar yang dipersembahkan oleh Gaido Foundation ini menghadirkan Muhammad Hasan Gaido, Founder & CEO Gaido Gaido Group, Teguh Prasatya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, dan Keynote Speech dari Prof. Dr. Euis Amalia M.Ag., Tokoh Akademisi Syariah 2021, Versi Majalah Investor, Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarif Hirayatullah Jakarta.

Bersama Narasumber Dr (C) Asep Suwarna, S.E.,M.M., C.I.R.B.D., CEO Gaido Bank Syariah, Mohammad Amin, CEO Gaido Corporation. Pt. Ltd, Singapore, Ogy Winenriandhika, CEO Klinikgo, H. Nana Sujana, S.Kom, S.H., CEO Gaido Travel & Tours, yang dimoderatori oleh Yunia Vivi Kartika, Direktur Excutive Gaido Institute.

Hasan Gaido, Founder dan CEO Gaido Group menjelaskan bahwa Gaido Foundation telah menyiapkan magang, pelatihan dan kompetisi dalam rangka mengembangkan talenta dan mempersiapkan sumber daya insani muda untuk dapat duduk dalam jajaran direksi unit-unit usaha Gaido Group dan para mitra program ini, dan dari pengalaman ini akan terus dikawal denga program berikutnya hingga menjadikan mereka 100 pengusaha muslim pendorong ekonomi syariah di Indonesia.

“Saya mengajak kepada santriwan dan santriwati, mahasiswa dan mahasiswi,  pemuda dan pemudi Indonesia untuk bergabung di program Gaido Foundation ini dalam rangka mencari 100 talenta muda yang dinamis dan adaptif, didukung kompetensi dan kapabilitas yang tinggi, inilah yang menjadi target penting kami” Ujar Hasan Gaido dalam sambutannya.

Kemudian Teguh Prasetya, Ketua umum Asosiasi IoT Indonesia dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa perubahan teknologi di bidang digital hari ini sangat masif dan cepat.  Bermulanya era digital muncul karena penetrasi internet yang masif ke penjuru dunia. Bicara fakta, saat ini lebih dari 73 persen penduduk Indonesia sudah menjadi pengguna internet.

203 Juta penduduk Indonesia sudah siap dengan digitalisasi. Maka ini sangat menuntut inovasi di banyak bidang, tidak terkecuali sektor ekonomi syariah. Pandemi covid-19, nyatanya tidak menyurutkan perkembangan digital, alih-alih menjadi solusi di masa dan pasca pandemi, mau tidak mau kita dituntut bertransformasi ke digital jika ingin selamat dan tidak tertinggal.

Teguh juga menjelaskan bahwa kita saat ini dituntut mampu beradaptasi dengan perkembangan digital hari ini dan kemudian mengadopsi sesuai dengan kapasitas dan juga norma, nilai-nilai luhur kita. Ada banyak sektor yang mengalami trasnformasi digital dan terus akan bertumbuh ke depan yaitu Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan,  dan Keamanan.

“Program mencari 100 Mujahid ini bukanlah berlebihan, karena pengguna internet ada 203 juta orang di Indonesia. Ekosistemnya pun masih terbuka, yang tradisional-konvensional masih banyak dan yang Syariah pun masih sedikit. Maka guna melakukan percepatan untuk itu tentu kita perlu berkolaborasi tidak hanya dengan talenta lokal namun juga internasional.”  Jelas Teguh.

Prof. Euis Amalia, Tokoh Akademisi Syariah 2021 dan Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam sambutan utamanya menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas inisiasi Gaido ini dalam mencari 100 Mujahid Ekonomi Syariah di Era Digital.

Lebih lanjut, Prof. Euis Amalia menjelaskan ekonomi syariah tidak hanya bicara halal dan haram dan tentang sebagian golongan, ekonomi dan keuangan syariah bukanlah suatu konsep yang eksklusif dan hanya ditujukan untuk umat Islam.

Konsep ekonomi syariah merupakan konsep yang inklusif yang secara aktif melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pergerakan roda perekonomian.

Halal bukan saja tuntutan ajaran agama, tapi halal kita perlu dibranding dengan makna bahwa dengan halal kita hidup sehat, dengan halal hidup jadi lebih modern dan beradab, dengan halal kita lebih sejahtera dengan halal kita mampu mengangkat harkat martabat masyarakat.

Kampus tidak bisa berjalan sendirian, karena kampus tidak memiliki laboratorium, maka yang ada adalah teman-teman yang bergerak di Industri, sehingga kita perlu berkerjasama dengan kampus dan kelompok akademik, untuk bersama-sama mendevelop program yang menyiapkan kader-kader muda kita untuk siap menjadi mujahid dan mujahidah syariah.

“Harapan saya, kita bisa siapkan segara modul yang terstruktur, kita siapkan platformnya, juga kita harapkan mereka dapat menjadi agent sosialisasi literasi ekonomi syariah yang masih rendah di masyarakat, karena faktanya market share ekonomi syariah Indonesia baru 10 %, ini PR dan tantangan terbesar kita agar masyrakat mulai bertrasnaskasi secara syariah, dan dengan kita siapkan 100 pemuda yang siap turun seperti ini, saya pikir akan menjadi arus baru dan kontribusi nyata dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.“ tutup Prof. Euis Amalia.

Narasumber webinar pertama, Asep Suwarna, CEO Gaido Bank pada paparannya menjelaskan lima fokus Gaido Bank dalam bertrasnfomasi menujul digitalisasi Pertama, mendorong inovasi produk dan akselerasi transformasi transaksi  digital dengan perusahaan di Gaido Group. Kedua, mengembangkan produk yang mendukung ekosistem Kerjasama antar perusahaan. Ketiga, meningkatkan kapasitas SDI seiring dengan perkembangan industri digital. Keempat, mengakselerasi penerapan linked transaksi dengan kantor layanan  berbasis IT. Kelima, memperkuat sektor pendanaan dan permodalan Bank sebagai penyokong keseluruhan program.

Narasumber kedua, Mohammad Amin, CEO Gaido Corporation Pte. Ltd. menjelaskan di Singapore tidak hanya cukup menyebutkan halal namun menggunakan istilah halalan thayyiban mubarokan.

“Pengusaha muslim yang menjadi mujahid ekonomi syariah harus meneladani Rasul Saw dan menjalankan bisnisnya yang juga adalah dakwah. Mujahid ekonomi syariah harus sadar betul bagaimana beradaptasi dan mengadopsi teknologi digital untuk kemajuan bisnisnya yang berlandasakan ekonomi syariah”. Ujar Amin.

Narasumber ketiga, Ogy Winenriandhika, CEO Klinikgo, dalam paparannya menjelaskan tentang Klinikgo, startup bidang layanan kesehatan berbasis digital.

“Tagline kami adalah Indonesia’s fastest growing clinic chain, karena KilinikGo menargetkan pendirian 1.000 klinik hingga 2022. Kami punya mimpi, dapat membantu masyarakat  mendapatkan layanan kesehatan dengan harga terjangkau, serta memberikan fasilitas kesehatan terbaik di daerah terpencil di Indonesia.” Ujar Ogy

Hingga saat ini, KlinikGo telah melayani lebih dari 500 ribu pasien dan 10 ribu layanan homecare. Selain itu juga telah menyalurkan lebih dari 300 pengiriman produk kesehatan serta memiliki lebih dari 100 partner klinik.

Narasumber terakhir, Nana Sujana, CEO Gaido Travel & Tours, menjelaskan perusahaan haji, umrah, dan halal travel yang kini menginjak ke 19 tahun ini dan memiliki peirzinan sangat lengkap mulai dari pariwisata, izin umrah, izin haji dan izin franchise.

“Gaido Travel & Tours sejak situasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai sektor bisnis, Gaido Travel melakukan gebrakan bisnis yang menjadikan Gaido Travel menang melawan Covid-19 ini, mulai pembukaan cabang baru dan reaktivasi cabang, sehingga saat ini tercatat Gaido Travel telah memiliki 63 kantor cabang masih ada target yang harus di selesaikan sekitar 57 kantor cabang dari target 120 kantor cabang se-Indonesia sampai tahun 2022.” Ujar Nana Sujana.

Nana mengaku saat ini yang dilakukannya adalah mencoba diversifikasi produk dan jasanya dengan memanfaatkan kemajuan digital yang ada. Tahun kemarin saja dengan adanya pandemi kami justru bisa turut serta tiga exhibition nasional dan  internasional. Membuka cabang secara virtual. Meraih Rekor MURI di momen 75 tahun kemerdekaan Indonesia.

Webinar ditutup dengan pembacaan Doa oleh K.H. Anang Rikza Masyhadi, Pimpinan Pondok Modern Tazakka dengan Pembawa Acara, Chandra Saputra, Putera Wisata Banten 2020, Duta Visit Baduy, Tilawah Qur’an H. Mustofa, Qori Internasional, CEO Cahaya Travel.

Share on facebook
Share on twitter
Share on google
Berita Terkait: