Gemar Konsumsi Telur Puyuh, Rahasia Hidup Sehat ala Vladimir Putin

Siapa sangka, Presiden Rusia, Vladimir Putin tenyata menempatkan telur puyuh sebagai salah satu menu makanan favoritnya.

Putin bahkan diketahui hampir secara rutin mengkonsumsi telur puyuh sebagai cemilan setiap hari, baik dimakan setelah dimasak ataupun dalam keadaan mentah.

Dilansir dari Mashed.com, biasanya Putin mengkonsumsi telur puyuh sebagai menu sarapan bersama dengan keju dan jus buah.

Namun berbeda dengan orang pada umumnya, waktu sarapan Putin adalah menjelang siang hari, karena ia selalu memiliki kebiasaan tidur larut malam.

Terlepas dari itu, wajar saja Putin gemar mengkonsumsi telur puyuh karena kandungannya yang sangat baik bagi kesehatan mata, mampu menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan metabolisme dan membersihkan tumbuh.

Oleh karena itu, tak heran jika melihat kondisi fisiknya, Putin selalu tampak sehat, gagah dan terlihat prima memimpin negara.

Melansir Healthline, bahwa telur puyuh memang memiliki banyak kandungan baik seperti: kalori, protein: lemak, kolin, Riboflavin, folat, asam pantotenat, vitamin A, vitamin B12, zat besi, fosfor dan selenium.

Khusus untuk selenium dan riboflavin, keduanya merupakan nutrisi penting. Fungsi keduanya membantu tubuh memecah makanan yang dikonsumsi serta mengubahnya menjadi energi.

Saat ini, di Indonesia, Gaido Group tengah mendorong gerakan konsumsi telur puyuh sebagai salah satu langkah untuk menciptakan ketahanan pangan, memenuhi kecukupan gizi bagi masyarakat, dan sekaligus menekan angka pertumbuhan stunting.

Gaido Group di bawah besutan M Hasan Gaido bahkan berkomitmen mengerahkan seluruh unit usahanya untuk mensukseskan mega proyek pengembangan budi daya puyuh serta mengembangkan sentral puyuh di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, di Serang, Banten.

Sentral budi daya puyuh tersebut nantinya juga akan menjadi lokasi pusat penelitian para ahli untuk meninjau puyuh dari sisi gizi, kesehatan, dan kulinernya, juga membuat diversifikasi manfaat puyuh, baik dari cangkang telurnya, kotorannya, dan sebagainya.

Sambangi Tanah Kelahiran, M Hasan Gaido Semangati Generasi Muda agar Terus Berkarya

Sabtu, 26 Februari 2022, CEO dan Founder Gaido Group, Muhammad Hasan Gaido berkesempatan menyambangi tanah klahirannya, di Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Kedatangan Hasan Gaido di Leuwidamar, sekaligus untuk memenuhi undangan silaturahmi yang disampaikan Majelis Taklim Al-Muhibin.

Pada kesempatan itu, Hasan Gaido banyak berbagi tentang pengalamannya membangun kerajaan bisnis Gaido Group, yang hingga saat ini telah memiliki sejumlah unit usaha yang bergerak di hampir seluruh sektor kebutuhan masyarakat.

Hasan Gaido mengungkapkan, bahwa apa yang telah dicapainya saat ini, merupakan buah dari kerja keras, tekad yang kuat, konsistensi serta komitmen untuk berkontribusi membangun bangsa, agama dan masyarakat.

Ia mengaku optimis. masyarakat Leuwidamar, khususnya generasi muda setempat, mampu mengikuti jejaknya, bahkan bisa melampaui pencapaiannya.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Leuwidamar untuk menatap masa depan yang cerah. Terutama bagi generasi muda, teruslah berkarya dan tingkatkan kemampuan melalui pendidikan dan keterampilan,” ungkap Hasan Gaido.

Lebih lanjut, Hasan Gaido memotivasi generasi muda Leuwidamar agar menempa diri dengan berbagai tantangan, sehingga mereka dapat memiliki mentalitas yang kuat, tahan banting, dan berdaya saing.

“Kita memang orang kampung, tapi kita tidak boleh kampungan, Oleh karena itu, jangan minder. Kita harus mengupgrade diri, berani menerima tantangan, dan terus belajar menjadi pemimpin di masa depan,” jelas Hasan Gaido.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhibun, Maman Abdurahman berterimakasih atas kesediaan Hasan Gaido bersilaturahmi dengan mereka.

Maman Abdurahman memuji Hasan Gaido. Menurutnya, Hasan Gaido adalah salah satu figur terbaik yang pernah dilahirkan Leuwidamar, yang telah membuktikan diri berkiprah di level nasional bahkan internasional.

“Meski beliau telah menjadi pengusaha nasional dan punya kesibukan, namun tetap selalu ingat dan peduli terhadap tanah kelahirannya sendiri,” ujar Maman.

“Beliau juga selalu memotivasi dan mendoakan agar putra-putri Leuwidamar diberikan kesuksesan, sehingga dikenal sebagai orang yang bisa bermanfaat bagi banyak orang,” sambung Maman.

Hasan Gaido yang datang bersama Kepala Perwakilan Gaido Foundation Banten, Syaeful Rahman, S.Hut beserta jajaran juga turut menyalurkan santunan bagi anak-anak yantim setempat.

Selain itu, Gaido Foundation pun memberikan bantuan berupa satu set alat musik katimpring (rebana) dan kloset kepada DKM Al-Muhibin.

“Semoga silaturahmi dan sedikit sumbangsih ini dapat menjadi perekat kebersamaan dalam membangun daerah kelahiran yang kita cintai, serta menjadi motivasi bagi generasi muda untuk berperan aktif di berbagai bidang,” tutup Hasan Gaido.

Kepala Perwakilan Gaido Foundation Banten, Syaeful Rahman Santuni Anak Yatim di Kabupaten Lebak

Kepala Perwakilan Gaido Foundation Banten, Syaeful Rahman, S.Hut menyalurkan santunan untuk anak yatim di Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Penyaluran santunan anak yatim tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Silaturahmi Gaido Foundation dengan Majelis Taklim Al-Muhibin, yang digelar pada Sabtu (26/2/2022).

“Alhamdulillah kami berkesempatan berbagi dengan anak-anak yatim di sini. Tentu saja santunan ini tidak semata-mata membantu dari sisi materi, namun juga diharapkan mampu menjadi dukungan moril agar mereka terus memiliki semangat dan percaya bahwa kita semua menaruh perhatian kepada mereka,” kata Syaeful Rahman kepada Hajiumrahnews.com.

Selain memberikan santunan anak yatim, Perwakilan Gaido Foundation Banten juga turut menyalurkan satu set alat katimpring (rebana) dan kloset kepada DKM Al-Muhibin.

“Semoga silaturahmi dan sedikit sumbangan ini dapat menjadi perekat kebersamaan kita dalam membangun daerah, khususnya Desa Lebak Parahiang. Dan yang terpenting, generasi muda kita dapat terus memiliki motivasi untuk belajar, serta mengembangakan peran aktif di berbagai bidang,” ungkap Syaful Rahman.

Sementara itu, Ketua DKM Al-Muhibin, Maman Abdurahman menyampaikan ucapan terimakasih atas kedatangan dan sumbangan yang diberikan Gaido Foundation.

“Semoga Gaido Foundation dapat terus hadir dan berkembang, serta membawa banyak manfaat di tengah-tengah masyarakat,” tuturnya.

Turut hadir dalam acara ini, Founder Gaido Foundation Muhammad Hasan Gaido, Pimpinan Majelis Taklim Al-Muhibin, Ibu Yuyu, Kepala Desa Lebak Parahiang, Ibu Rina beserta jajarannya.

FSPP Banten dan Gaido Foundation Siap Sinergi Kembangkan Peluang Bisnis Budi Daya Puyuh di Pesantren

GAIDOFOUNDATION.ORG – Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Banten menyambut gembira tawaran Gaido Foundation untuk mengembangkan peluang bisnis budi daya puyuh di lingkungan pondok pesantren di wilayah Banten.

Kegiatan budi daya puyuh ini sendiri dapat menjadi salah satu langkah pondok pesantren untuk menciptakan kemandirian ekonomi, seperti yang diharapkan oleh pemerintah.

“Kita sangat gembira karena akhirnya peluang baik ini datang kepada kita. Tentu saja kita sangat siap bersinergi dengan Gaido Foundation untuk menjalankan budi daya puyuh di lingkungan pondok pesantren yang ada di Banten,” ujar Ketua Presidium FSPP Banten, K.H Wawan Gunawan, Sabtu (5/2/2022), pada acara Pelatihan Budi Daya Puyuh untuk Kemandirian dan Ketahanan Pangan Pesantren, di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, Serang, Banten.

Menurut K.H Wawan Gunawan, kegiatan budi daya puyuh yang ditawarkan Gaido Foundation sangat menarik. Pasalnya, di samping memiliki prospek bisnis yang menjanjikan, serta modalnya yang relatif kecil, budi daya puyuh ini juga mudah dijalankan.

“Modalnya hanya 5,5 juta, sangat terjangkau sekali. Dan budi daya puyuh ini bisa dijalankan oleh paling sedikit 4 orang santri. Tentu sangat menarik,” ujarnya.

Selain itu Gaido Foundation juga menyediakan tim ahli yang sudah berpengalaman, dan siap memberikan pendampingan serta pelatihan secara komprehensif bagaimana menjalankan aktivitas budidaya puyuh mulai dari hulu hingga ke hilir, kepada pondok pesantren.

Tidak tanggung-tanggung, yang akan memberikan pelatihan teknik budi daya puhuh tersebut adalah Slamet Wuryadi, pria yang sudah 30 tahun menjalankan budi daya puyuh dengan puluhan miliar rupiah, meraih berbagai pernghargaan dari Presiden Joko Widodo, serta dijuluki sebagai Profesor Puyuh di Indonesia.

Dan yang tidak kalah penting, Gaido Foundation juga telah menggandeng PT Puyuh Emas Nusantara sebagai mitra yang siap membeli hasil budi daya pondoke pesantren. Dengan demikian mereka tidak harus sibuk memikirkan bagaimana memasarkan hasil budi daya nya.

“Kami siap membeli hasil panen telur puyuh sebanyak-banyaknya. Karena sampai saat ini kami masih kekurangan 13 juta butir telur setiap minggunya,” terang Direktur PT Puyuh Emas Nusantara, Upik Kismono yang juga hadir di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound.

Di tempat yang sama, Slamet Wuryadi, yang juga merupakan Ketua Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia menambahkan, bahwa puyuh merupakan berlian tersembunyi yang belum banyak dijamah oleh masyarakat Indonesia.

“Populasi puyuh di Indonesia baru berkisar 14,8 juta, atau hanya 5,3 persen jika dibandingkan dengan total populasi penduduk, 270 juta jiwa. Kalau melihat angka ini saja, sebetulnya kita bisa membayangkan ada ketimpangan yang sangat dalam antara supply dan demand puyuh di Indonesia,” ucap Slamet Wuryadi.

Menurut Slamet, saat ini, telur puyuh dapat memberi penghasilan sebesar Rp100 per butir telur per hari. Maka tinggal dikalikan saja dengan populasi puyuh yang dimiliki, dengan asumsi puyuh mengeluarkan telur sebanyak 2-3 butir per hari. Tentu saja hasilnya sangat menjanjikan.

“Proses budi dayanya pun singkat, 17 hari telur menetas, 30 hari dipelihara dalam kandang broder, kemudian setelah 30-40 hari lamanya disiapkan untuk calon petelur. Ini yang saya bilang usaha ini sangat profitable dam sustainable,” jelas Slamet.

“Sekali lagi kami siap sinergi dengan pondok pesantren di Banten. Dan kami tunggu 14 Februari nanti di lokasi peternakan puyuh kami (Slamet Quail Farm) di Sukabumi,” sambung Slamet Wuryadi, menutup.

Sementara itu, Muhammad Hasan Gaido, selaku Presiden Indonesia-Saudi Arabia Business Council (ISABC) yang memoderatori acara Pelatihan Budi Daya tersebut mengungkapkan, bahwa pihaknya siap menjembatani ekspor telur puyuh ke Arab Saudi jika permintaan dalam negeri sudah tercukupi.

“Saya sangat siap membantu dan mendukung pengembangan budi daya puyuh ini, terutama jika dijalankan oleh pondok pesantren. Kita akan coba buka pasa ekspor ke Arab Saudi jika memang pasar domestic sudah terpenuhi,” kata Hasan Gaido yang juga merupakan Founder Gaido Group itu.

Lebih lanjut, Hasan Gaido mengaku siap menghubungkan pondok pesantren untuk mengakses pembiayaan dari Gaido Bank Syariah dalam menjalankan kegiatan budi daya puyuh.

“Modal kerjanya bisa memanfaatkan program pembiayaan dari Gaido Bank Syariah. Kita akan ciptakan ekosistem bisnis budi daya puyuh ini sebaik dan sekomplit mungkin, sehingga terus berkembang pesat,” pungkas Hasan Gaido.

Potensi Cuan Bisnis Budi Daya Puyuh Bak “Mutiara yang Terpendam di Indonesia”, Ini Alasannya

GAIDOFOUNDATION.ORG – Budi daya puyuh merupakan salah satu potensi bisnis yang sangat menjanjikan di Indonesia. Pasalnya, endemik penghasil telur terbesar kedua setelah ayam petelur itu belum banyak digandrungi, sehingga penyediaanya (supply) belum mampu memenuhi permintaan (demand) di pasaran.

Slamet Wuryadi, Pemilik Slamet Quail Farm (SQF) mengungkapkan, bahwa saat ini populasi puyuh di Indonesia baru berkisar 14,8 juta, atau hanya 5,3 persen jika dibandingkan dengan total populasi penduduk, 270 juta jiwa.

“Jadi kalau melihat dari angka ini saja, sebetulnya potensi bisnis budi daya puyuh ini sangat prospektif. Karena demand (permintaan) jauh lebih tinggi dibandingkan supply (persediaan) nya,” ujar Slamet, Kamis (20/1/2022).

Profesor Puyuh pertama di Indonesia ini sudah membuktikan sendiri. Bahkan berkat budi daya puyuh yang dijalankannya secara tekun dan konsisten sejak tahun 1992 itu, kini Slamet telah memiliki aset hingga Rp36 miliar.

“Saya masih ingat betul harga telur puyuh waktu itu hanya Rp32 per butir. Namun karena saya melihat potensinya besar, maka saya tekuni terus dan alhamdulillah sekarang harga telur puyuh naik dan bertahan di pasar nasional,” ungkapnya.

Menurut Slamet, saat ini, telur puyuh dapat memberi penghasilan sebesar Rp100 per butir telur per hari. Maka tinggal dikalikan saja dengan populasi puyuh yang dimiliki, dengan asumsi puyuh mengeluarkan telur sebanyak 2-3 butir per hari. Tentu saja hasilnya sangat menjanjikan.

“Proses budi dayanya pun singkat, 17 hari telur menetas, 30 hari dipelihara dalam kandang broder, kemudian setelah 30-40 hari lamanya disiapkan untuk calon petelur. Ini yang saya bilang usaha ini sangat profitable dam sustainable,” jelas Slamet.

Selain daging dan telurnya, puyuh juga bisa mendatangkan keuntungan dari kotorannya, dengan memanfaatkan kotoran tersebut sebagai pupuk kompos yang baik untuk tanaman, khususnya padi.

“Saya sering bilang ke petani, kalau mereka punya 1.000 puyuh, yang dihasilkan dari itu (telur) akan menjadi gaji harian mereka. Sementara gaji triwulannya ya dari tanaman padi. Mereka tidak perlu beli pupuk organik, karena sudah disuplai dari kotoran puyuh tadi. Penelitian saya, 1.000 ekor itu menghasilkan 8 kg kotoran segar,” paparnya.

Slamet mengatakan, bahwa budidaya puyuh sangat mudah, karena semua kebutuhan dan komponennya menggunakan sarana lokal.

“Kemudian tidak ada ketergantungan bibit dari luar. Sekedar tips saja, untuk bibit, saya lakukan perkawinan silang. Inilah alasan mengapa bibit kita mendapat julukan bibit unggul, karena mendapat perlakuan dikawinkan tidak sedarah, tidak seibu tidak sebapak. Ini kunci keberhasilan juga,” ungkapnya.

Selain aktif budi daya hingga sekarang, Slamet juga gemar menularkan semangat budi daya puyuh ke berbagai pihak. Slamet membuka diri bagi siapa saja yang ingin menimba ilmu budi daya puyuh darinya, mulai dari hulu sampai hilir.

“Alhamdulillah di tempat budi daya puyuh milik kami ini, di Sukabumi, sudah banyak yang datang belajar. Ada yang 1 hari, 2 hari, 3 hari, bahkan lebih. Dan sejauh ini, yang datang ke saya secara individu (karena memiliki tekad kuat untuk membangun jejaring) belum pernah saya memungut biaya sedikitpun untuk pelatihannya,” ucap Slamet.

Kiprah dan dedikasi Slamet ini mendapat apresiasi dari Dewan Penasehat Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), Muhammad Hasan Gaido. Ia pun mengaku sangat mendukung aktivitas budi daya puyuh.

“Kita patut berbangga dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan Pak Slamet dan seluruh tim nya. Mereka telah membina UMKM untuk naik kelas, dan membuka lahirnya wirausahwan baru, tidak terkecuali dari kalangan santri dan juga bisnis prospek bisnis bagi para Kepala Desa yang ingin menjadikan desanya sebagai “Usaha Desa yang Mendunia”,” kata Hasan Gaido yang juga merupakan Ketua Kadin Indonesia Hubungan Bilateral itu.

Selanjutnya, Hasan Gaido yang saat ini juga menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Banten tersebut mengaku akan mencoba membuka peluang bisnis yang murah dan prospektif ini kepada pesantren-pesantren yang ada di Banten.

“Karena biasanyan cukup murah hanya dengan investasi 2,5 jt saja, sudah bisa menjadi salah satu program ketahanan ekonomi ponpes seperti yang dicanangkan Wapres RI,” pungkas Hasan Gaido.

Mencari 100 Mujahid Ekonomi Syariah di Era Digital

GAIDOFOUNDATION.ORG – “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah kalimat legenda yang sempat dipekikkan oleh bapak bangsa, Bung Karno, tokoh pemuda saat itu yang kalimatnya kini menjadi kenyataan.

Juga beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan ambisinya untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi syariah dan industri halal dunia. “Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi Syariah dunia” tegas Jokowi.

Sejalan dengan itu pula, dalam momentum memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Santri Nasional 2021,  Gaido Foundation melaunching program mencari 100 pemuda-pemudi, mujahid-mujahidah Indonesia untuk menjadi CEO perusahaan yang bergerak dalam ekonomi syariah, keuangan syariah, dan produk halal dengan berbasis teknologi digital yang akan menguncang dunia dan mewujudkan Indonesia Sentral Ekonomi Syariah Dunia.

Hal tersebut disampaikan berbarengan dengan penyelenggraan webinar bertema “Mencari 100 Mujahid Ekonomi Syariah di Era Digital” dengan menghadirkan akedemisi, praktisi, para pakar, mahasiswa dan santri, pada hari Kamis lalu, (28/10) melalui platform Zoom Meeting.

Webinar yang dipersembahkan oleh Gaido Foundation ini menghadirkan Muhammad Hasan Gaido, Founder & CEO Gaido Gaido Group, Teguh Prasatya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, dan Keynote Speech dari Prof. Dr. Euis Amalia M.Ag., Tokoh Akademisi Syariah 2021, Versi Majalah Investor, Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarif Hirayatullah Jakarta.

Bersama Narasumber Dr (C) Asep Suwarna, S.E.,M.M., C.I.R.B.D., CEO Gaido Bank Syariah, Mohammad Amin, CEO Gaido Corporation. Pt. Ltd, Singapore, Ogy Winenriandhika, CEO Klinikgo, H. Nana Sujana, S.Kom, S.H., CEO Gaido Travel & Tours, yang dimoderatori oleh Yunia Vivi Kartika, Direktur Excutive Gaido Institute.

Hasan Gaido, Founder dan CEO Gaido Group menjelaskan bahwa Gaido Foundation telah menyiapkan magang, pelatihan dan kompetisi dalam rangka mengembangkan talenta dan mempersiapkan sumber daya insani muda untuk dapat duduk dalam jajaran direksi unit-unit usaha Gaido Group dan para mitra program ini, dan dari pengalaman ini akan terus dikawal denga program berikutnya hingga menjadikan mereka 100 pengusaha muslim pendorong ekonomi syariah di Indonesia.

“Saya mengajak kepada santriwan dan santriwati, mahasiswa dan mahasiswi,  pemuda dan pemudi Indonesia untuk bergabung di program Gaido Foundation ini dalam rangka mencari 100 talenta muda yang dinamis dan adaptif, didukung kompetensi dan kapabilitas yang tinggi, inilah yang menjadi target penting kami” Ujar Hasan Gaido dalam sambutannya.

Kemudian Teguh Prasetya, Ketua umum Asosiasi IoT Indonesia dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa perubahan teknologi di bidang digital hari ini sangat masif dan cepat.  Bermulanya era digital muncul karena penetrasi internet yang masif ke penjuru dunia. Bicara fakta, saat ini lebih dari 73 persen penduduk Indonesia sudah menjadi pengguna internet.

203 Juta penduduk Indonesia sudah siap dengan digitalisasi. Maka ini sangat menuntut inovasi di banyak bidang, tidak terkecuali sektor ekonomi syariah. Pandemi covid-19, nyatanya tidak menyurutkan perkembangan digital, alih-alih menjadi solusi di masa dan pasca pandemi, mau tidak mau kita dituntut bertransformasi ke digital jika ingin selamat dan tidak tertinggal.

Teguh juga menjelaskan bahwa kita saat ini dituntut mampu beradaptasi dengan perkembangan digital hari ini dan kemudian mengadopsi sesuai dengan kapasitas dan juga norma, nilai-nilai luhur kita. Ada banyak sektor yang mengalami trasnformasi digital dan terus akan bertumbuh ke depan yaitu Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan,  dan Keamanan.

“Program mencari 100 Mujahid ini bukanlah berlebihan, karena pengguna internet ada 203 juta orang di Indonesia. Ekosistemnya pun masih terbuka, yang tradisional-konvensional masih banyak dan yang Syariah pun masih sedikit. Maka guna melakukan percepatan untuk itu tentu kita perlu berkolaborasi tidak hanya dengan talenta lokal namun juga internasional.”  Jelas Teguh.

Prof. Euis Amalia, Tokoh Akademisi Syariah 2021 dan Guru Besar Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam sambutan utamanya menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas inisiasi Gaido ini dalam mencari 100 Mujahid Ekonomi Syariah di Era Digital.

Lebih lanjut, Prof. Euis Amalia menjelaskan ekonomi syariah tidak hanya bicara halal dan haram dan tentang sebagian golongan, ekonomi dan keuangan syariah bukanlah suatu konsep yang eksklusif dan hanya ditujukan untuk umat Islam.

Konsep ekonomi syariah merupakan konsep yang inklusif yang secara aktif melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pergerakan roda perekonomian.

Halal bukan saja tuntutan ajaran agama, tapi halal kita perlu dibranding dengan makna bahwa dengan halal kita hidup sehat, dengan halal hidup jadi lebih modern dan beradab, dengan halal kita lebih sejahtera dengan halal kita mampu mengangkat harkat martabat masyarakat.

Kampus tidak bisa berjalan sendirian, karena kampus tidak memiliki laboratorium, maka yang ada adalah teman-teman yang bergerak di Industri, sehingga kita perlu berkerjasama dengan kampus dan kelompok akademik, untuk bersama-sama mendevelop program yang menyiapkan kader-kader muda kita untuk siap menjadi mujahid dan mujahidah syariah.

“Harapan saya, kita bisa siapkan segara modul yang terstruktur, kita siapkan platformnya, juga kita harapkan mereka dapat menjadi agent sosialisasi literasi ekonomi syariah yang masih rendah di masyarakat, karena faktanya market share ekonomi syariah Indonesia baru 10 %, ini PR dan tantangan terbesar kita agar masyrakat mulai bertrasnaskasi secara syariah, dan dengan kita siapkan 100 pemuda yang siap turun seperti ini, saya pikir akan menjadi arus baru dan kontribusi nyata dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.“ tutup Prof. Euis Amalia.

Narasumber webinar pertama, Asep Suwarna, CEO Gaido Bank pada paparannya menjelaskan lima fokus Gaido Bank dalam bertrasnfomasi menujul digitalisasi Pertama, mendorong inovasi produk dan akselerasi transformasi transaksi  digital dengan perusahaan di Gaido Group. Kedua, mengembangkan produk yang mendukung ekosistem Kerjasama antar perusahaan. Ketiga, meningkatkan kapasitas SDI seiring dengan perkembangan industri digital. Keempat, mengakselerasi penerapan linked transaksi dengan kantor layanan  berbasis IT. Kelima, memperkuat sektor pendanaan dan permodalan Bank sebagai penyokong keseluruhan program.

Narasumber kedua, Mohammad Amin, CEO Gaido Corporation Pte. Ltd. menjelaskan di Singapore tidak hanya cukup menyebutkan halal namun menggunakan istilah halalan thayyiban mubarokan.

“Pengusaha muslim yang menjadi mujahid ekonomi syariah harus meneladani Rasul Saw dan menjalankan bisnisnya yang juga adalah dakwah. Mujahid ekonomi syariah harus sadar betul bagaimana beradaptasi dan mengadopsi teknologi digital untuk kemajuan bisnisnya yang berlandasakan ekonomi syariah”. Ujar Amin.

Narasumber ketiga, Ogy Winenriandhika, CEO Klinikgo, dalam paparannya menjelaskan tentang Klinikgo, startup bidang layanan kesehatan berbasis digital.

“Tagline kami adalah Indonesia’s fastest growing clinic chain, karena KilinikGo menargetkan pendirian 1.000 klinik hingga 2022. Kami punya mimpi, dapat membantu masyarakat  mendapatkan layanan kesehatan dengan harga terjangkau, serta memberikan fasilitas kesehatan terbaik di daerah terpencil di Indonesia.” Ujar Ogy

Hingga saat ini, KlinikGo telah melayani lebih dari 500 ribu pasien dan 10 ribu layanan homecare. Selain itu juga telah menyalurkan lebih dari 300 pengiriman produk kesehatan serta memiliki lebih dari 100 partner klinik.

Narasumber terakhir, Nana Sujana, CEO Gaido Travel & Tours, menjelaskan perusahaan haji, umrah, dan halal travel yang kini menginjak ke 19 tahun ini dan memiliki peirzinan sangat lengkap mulai dari pariwisata, izin umrah, izin haji dan izin franchise.

“Gaido Travel & Tours sejak situasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada berbagai sektor bisnis, Gaido Travel melakukan gebrakan bisnis yang menjadikan Gaido Travel menang melawan Covid-19 ini, mulai pembukaan cabang baru dan reaktivasi cabang, sehingga saat ini tercatat Gaido Travel telah memiliki 63 kantor cabang masih ada target yang harus di selesaikan sekitar 57 kantor cabang dari target 120 kantor cabang se-Indonesia sampai tahun 2022.” Ujar Nana Sujana.

Nana mengaku saat ini yang dilakukannya adalah mencoba diversifikasi produk dan jasanya dengan memanfaatkan kemajuan digital yang ada. Tahun kemarin saja dengan adanya pandemi kami justru bisa turut serta tiga exhibition nasional dan  internasional. Membuka cabang secara virtual. Meraih Rekor MURI di momen 75 tahun kemerdekaan Indonesia.

Webinar ditutup dengan pembacaan Doa oleh K.H. Anang Rikza Masyhadi, Pimpinan Pondok Modern Tazakka dengan Pembawa Acara, Chandra Saputra, Putera Wisata Banten 2020, Duta Visit Baduy, Tilawah Qur’an H. Mustofa, Qori Internasional, CEO Cahaya Travel.

FSPP Banten Gelar Musabaqoh Qiratul Kutub dan Pelatihan Guru Tahfidz Al Qur’an Metode Tikrar

GAIDOFOUNDATION.ORG – Menyambut  hari Santri Nasional Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten menyelenggarakan Musabaqoh Qiratul Kutub (MQK) dan Pelatihan Guru Tahfidz Al Qur’an Metode Tikrar. Kegiatan dipusatkan di Sekretariat FSPP Provinsi Banten di Kota Serang pada Kamis hingga Jumat, 21- 22 Oktober 2021.

KH. Abdul Basit selaku Ketua Panitia mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini selaras visi keilmuan Pondok Pesantren mempelajari Al Qur’an dan mengembangkan tradisi kitab kuning dalam rangka tafaqquh fiddin.

“Pelatihan guru tahfidz Al Qur’an diikuti oleh 40 peserta dari Pondok Pesantren anggota FSPP. Pelatihan ini bagian dari kerjasama FSPP Provinsi Banten dengan Syamil Qur’an yang bermarkas di Bandung,”ungkpnya.

Menurutnya, Syamil Qur’an merupakan penerbit buku yang memiliki komitmen dengan gerakan mushaf Al Qur’an.

Sementara, KH. Anang Azhari Alie dalam sambutannya menyampaikan bahwa guru tahfidz Al Qur’an di Pondok Pesantren wajib fasih dalam bacaan sesuai hukum tajwid. Selain itu perlu memiliki kompetensi pedagogik yang menyenangkan sehingga santri merasa senang.

“Sedangkan MQK diikuti oleh utusan masing-masing 8 Kabupaten/Kota. Kitab yang menjadi bahan kajian adalah Karya intelektual Syeikh Nawawi al-Bantani,” tuturnya.

Dijelaskan KH.Anang, pada tingkat ula kitab Mirqati Shu’ud Al Tashdiq fi Syarhi Sullami Taufiq, tingkat wustho kitab Kasyifatus Saja fi Syarhi Safinati Al Naja, dan tingkat Ulya kitab tafsir Mirah Labid Li Kasyfi Ma’na Qur’an Majid.

Sementara itu, Fadlullah selaku Sekjend FSPP Provinsi Banten mengatakan, “sesuai komitmen FSPP mengembangkan kultur akademik dan etika kesarjanaan yang diteladankan Syeikh Nawawi al-Bantani, intelektual muslim asal Banten dengan reputasi internasional,”katanya tegas.

Penetapan Hari Santri Nasional bertujuan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama.

Maka, Pesantren selain fokus mengaji ilmu agama, saat ini juga didorong dan diharap peran serta dalam menumbuhkan dan mengebangkan aktivitas ekonomi di daerah.

FSPP dan Gaido Foundation berkolaborasi melahirkan Santri Mart dalam rangka mendukung Program Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren, Ekonomi Syariah Berbasis Pondok Pesantren dan Komunitas, dan Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren.

Kita  berharap ke depan Insyallah, Santri Mart memiliki produk unggalan sendiri, selain saat ini sudah ada Beras Santri, Air Mineral Santri,  dilanjutkan nanti dengan Minyak Santri, Gula Santri dan lain-lain. Sehingga Santri menjadi branding yang kuat di masyarakat “Santri kuat, Indonesia Hebat” dan “ Santri Siaga Jiwa dan Raga”.

Klinikgo Bersama Menkes dan Gaido Grup Gelar Acara Vaksin Peduli Baduy

GAIDOFOUNDATION.ORG – Pemerintah terus menggalakkan program vaksin di Indonesia. Karena, ini penting untuk menghadapi pendemi Covid-19 yang terus menyebar setiap harinya.

Berangkat dari hal tersebut, Klinikgo bekerjasama dengan Gaido Grup dan Kementerian Kesehatan (Kemenekes) menggelar acara “Vaksin Peduli Baduy” yang terlaksana di Baduy. Acara tersebut di selenggarakan pada tanggal 14 dan 15 Oktober dan diikuti oleh 590 warga Baduy luar dan Baduy dalam.

Chief Executif Officer (CEO) KlinikGo, Ogy Winenriandhika mengatakan, secara keseluruhan acara vaksinasi ini adalah kolaborasi antara Mandalawangi dan Perkumpulan Urqng Banten ( PUB) dengan dukungan Berbagai Kementrian, BUMN, BUMD dan Swasta, salah satunya klinikgo. Karena, Klinikgo menjadi pihak yang terpilih untuk menyediakan layanan Telemedicine.

“Kita menjadi salah satu partner juga untuk telemedicine. Harapannya, jika bisa menjangkau Baduy, pemerataan vaksinasi di seluruh indonesia sudah bisa masif, dan bisa menjangkau area lain yang seperti baduy,” ujar pria yang kerap disapa Ogy, Kamis (14/10/2021).

Ogy juga menjelaskan, bahwa dalam acara tersebut, Klinikgo membantu menyuplai vaksinator dan memberikan edukasi layanan isolasi mandiri pada warga Baduy. Menurutnya, ini penting agar layanan kesehatan dan edukasi terkait kesehatan bisa didapatkan oleh masyarakat Baduy dan warga sekitar.

“Terus kita juga membagikan healty kit dari klinikgo yang isinya ada handsanitizer, masker dan lain lain, yang merupakan kerjasama antara klinikgo dengan enesis,” ucapnya.

Ia juga menuturkan, bahwa dirinya telah berdiskusi dengan Menkes, Budi Gunadi Sadikin terkait layanan kesehatan yang harus menyebar ke seluruh Indonesia. Karena, kesehatan menjadi poin penting untuk negara.

“Kalau bisa memang aplikasi telemedicine menjangkau daerah-daerah pelosok yang sulit untuk dijangkau. Karena, ini biar bisa merata juga gitu di seluruh Indonesia” ungkapnya.

Kedepannya, lanjut Ogy, Klinikgo akan terus memberikan layanan kesehatan Telemedicine yang merata ke seluruh wilayah Indonesia. Karena itu, Klinikgo akan bekerjasama dengan beberapa perangkat kesehatan dalam mewujudkannya.

“Jadi kita akan melakukan banyak hal, terutama dengan beberapa stakeholder juga dalam hal ini ada dari PUB (Perkumpulan Urang Banten) terus juga ada dinas kesehatan, Gaido Foundation dan ada beberapa klinik partner juga yang akan kita approach disini. Harapannya klinikgo tidak hanya menjangkau capital, tapi juga rural area juga. Ini juga merupakan target jangka pendek yang mau kita eksplor, kerjasama dengan beberapa stakeholder,” pungkasnya.

Selain itu, acara tersebut juga turut dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Dalam sambutannya, ia menjelaskan, bahwa vaksinasi di Indonesia telah mencapai 103 juta orang. Menurutnya, untuk mencapai target vaksin 100 juta berikutnya cukup sulit. Karena lokasinya yang sulit untik dijangkau.

“Selain itu, ada daerah-daerah di kepulauan yang sulit untuk dijangkau. Jadi saya berterimakasih kepada teman-teman, karena saya selalu bertanya-tanya ini gimana caranya masuk ke daerah terpencil. Jadi acara vaksinasi ini sangat membantu, khususnya dalam hal vaksin di daerah Baduy,” pungkasnya.

Sementara itu, CEO Gaido Grup, Hasan dalam Sambutan nyan juga menyampaikan, dirinya sangat bersyukur atas diselenggarakannya Vaksin Peduli Baduy. Karena, ini menjadi bukti bahwa orang Baduy ternyata mengerti akan pentingnya kesehatan

“Ini merupakan suatu berkah, bahwa orang baduy itu ternyata ingin diajak bicara. Kemudian dengan izin dari bupati lebak dan aturan Adat baduy yang bisa datang kesini dan melaksanakan vaksin, ini merupakan hal yang luar biasa,” ungkapnya.

Diketahui acara “Vaksin Peduli Baduy” telah terselenggara dengan baik. Terdapat 590 orang yg dalam satu hari mengikuti vakisin baik baduy dalam, baduy Luar dan luar Baduy atau masyraktat sekitar Baduy.

“Penyelenggaraan kegiatan vaksin peduli baduy bisa terlaksana dengan baik, berkat kerjasama antara mandalawangi dengan Perkumpulan Urang Banten, bantuan dari Dinas kesehatan provinsi Banten, dan Klinikgo serta para seponsor juga panitia yang antusias mengorbankan waktu pikiran dan tenaga dalam acara ini,” pungkas Hasan.

Teken MoU, Baznas Banten dan Gaido Group Kerjasama Tingkatkan Kesejahteraan Mustahik dan Pengentasan Kemiskinan di Banten

GAIDOFOUNDATION.ORG – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Banten bersama Gaido Group  teken Momerandum of Understanding (MoU) tentang pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infak, dan sodakoh guna peningkatkan kesejahteraan mustahik serta pengentasan kemiskinan di Provinsi Banten, yang diteken langsung oleh Ketua Baznas Banten Prof. Dr. H.E Syibli Syarjaya, LML., MM dan Founder dan CEO Gaido Group, Muhammad Hasan Gaido, pada Jum’at, (24/09) di Kantor Pusat Baznas Provinsi Banten, Serang, Banten.

Ketua Baznas Banten, Prof Dr. HE. Syibli Syarjaya, LML., MM., menjelaskan bahwa potensi ZIS di Banten berdasarkan hasil riset Pusat Kajian Strategis (Puskas) Baznas RI sebesar Rp 7,6 Triliun dan pada tahun 2020, baru terkumpul sebesar Rp 120 miliar hasil kerjakeras Baznas Banten, Baznas Kabupaten/Kota dan 10 Lembaga Amil Zakat (LAZ).

“Banten ini punya potensi begitu besar, setengah APBD Provinsi Banten. Namun sampai saat ini Baznas Pusat memberi target ke Baznas Banten yaitu Rp 264 M, dan kami belum bisa mencapai target bahkan 50 % nya, yaitu baru tercapai Rp 120 M.“ ujar Prof. Syibli.

Oleh karena itu, menurutnya, Baznas Banten perlu melakukan filtrasi dan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat agar mereka menyalurkan zakatnya melalui Lembaga yang diakui negara, yaitu Baznas.

Permasalahan yang masih dominan di Banten adalah masalah kemiskinan. Baznas sebagai lembaga resmi pengelola zakat, infak, sodaqoh yang di dalamnya ada proses mengumpulkan, mengelola dan mendistribusikan, Baznas juga turut serta membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.

Kami sadari dalam menyelesaikan permasalahan umat tidak bisa dikerjakan oleh satu atau dua lembaga, namun perlu banyak kolaborasi dengan berbagai pihak yang se-visi dan sejalan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Alhamdulillah, Baznas  dan Gaido Group hari ini (24/09) menandatangani kerjasama dalam membentuk gerakan bersama dalam mengentaskan kemiskinan itu. Konkirtnya, telah dibuat Unit Penyaluran Zakat (UPZ) Gaido Foundation dengan ekosistem syariahnya yang terintegrasi, sehingga zakat yang dikumpulkan dan disalurakan, dapat dirasakan manfaatnya oleh mustahik yang ada di Banten. Selain itu, kami juga berharap dengan adanya kerjasama ini semakin mengeratkan hubungan, saling tolong menolong dan saling menguatkan antara lembaga social dengan sektor bisnis melalui CSR-nya.” ungkap Prof. Syibli.

Sebagai penggiat ekonomi syariah nasional, Muhammad Hasan Gaido mengungkapkan sangat strategis membangun kerjasama dengan Baznas Banten, sebab the real ekonomi syariah adalah bicara soal zakat, infak dan sedekah. Apalagi Provinsi Banten dikenal religiusitas Islamnya sangat tinggi.

“Maka kita ini punya slogan, ABG Cantik. Maksudnya adalah Academicy, Business, Government dan Community. Membangun Banten itu harus kolaborasi antara akademisi, bisnis, pemerintah dan komunitas masyarakat,” ujarnya.

Visit Baduy 2021, Bangkitkan Pariwisata Baduy dengan Kearifan Lokal dari Dampak Covid 19

GAIDOFOUDNATION.ORG – Sektor pariwisata menjadi motor pemulihan ekonomi yang dapat menggerakkan ekonomi kerakyatan di berbagai bidang. Namun, perlu pendekatan baru dengan memperkuat kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an.

Maka pada Sabtu-Minggu, 25-26 September kemarin telah sukses terlaksana Visit Baduy 2021, bertajuk “Ngawangkong Budaya Baduy” di kawasan Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Banten.

Acara ini dihadiri langsung oleh tokoh adat Suku Baduy, Jaro Saija, Ayah Mursid dan dua tokoh asli Baduy lainnya, bersama Guntur Subagja Mahardika (Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI), Agus Setiawan (Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten), Dedi “Miing” Gumelar (Pemerhati Budaya), Komjen Pol. (Purn) Dwi Priyatno (Tokoh Peduli Wisata daerah), dan Muhammad Hasan Gaido (Founder Gaido Foundation), serta dipandu moderator A Yani (Pengurus PUB).

Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Guntur Subagja Mahardika menegaskan, nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) menjadi nilai jual (selling point) yang dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

“Visit Baduy 2021 dikembangkan tanpa harus menghilangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal,” ungkap Guntur Subagja.

Guntur Subagja mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang dalam acara kenegaraan peringatan HUT Republik Indonesia ke-76 menggunakan pakaian adat Baduy. Ini merupakan apresiasi Presiden Jokowi terhadap budaya dan masyarakat Baduy. Dukungan dan perhatian Presiden tersebut, kata Guntur, dapat menjadi momentum membangkitkan pariwisata budaya Baduy khususnya, serta promosi pariwisata Banten dan pariwisata Indonesia.

Ia juga menjelaskan, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin juga mendorong pariwisata tumbuh untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19. Dalam Global Tourism Forum – Asia Leaders Summit 2021, Wapres mengatakan, pemerintah juga mencatat adanya perubahan tren pariwisata pasca pandemi, yaitu destinasi wisata alam terbuka, tidak terlalu ramai pengunjung, serta concern terhadap faktor kebersihan, kesehatan, keamanan dan kelestarian (4K).

“Wapres juga konsen pengembangan Desa Wisata Agro (Dewa) dan Desa Wisata Industri (Dewi), dan membangkitkan UMKM,” jelas Guntur.

Baduy adalah salah satu contoh budaya yang menjaga keseimbangan alam, manusia, spiritualnya.

Pemerhati Budaya Dedi “Miing” Gumelar mengungkapkan, Baduy adalah merek (brand) yang dapat mengangkat pariwisata Banten.

“Brand Baduy harus dikembangkan dengan tetap menjaga nilai-nilai budayanya,” kata Miing.

Putera Banten ini siap turut membantu mengembangkan pariwisata Banten. Untuk menggerakan pariwisata, kata Miing, pemerintah harus perbaiki infrastruktur di kawasan wisata. Selain itu sumber daya manusia (SDM) lokal harus dikembangkan sehingga memiliki kapasitas dalam pengelolaan dan pelayanan wisata.

“Seharusnya ada 17 kementerian yang terlibat dakam pengembangan pariwisata, begitu juga dinas-dinas di daerah,” kata Miing.

Kepala Dinas Pariwisata Banten Agus Setiawan menyampaikan perkembangan pariwisata Banten, termasuk dukungan pemerintah terhadap kawasan wisata Baduy.

Sementara pengusaha nasional di bidang pariwisata, Muhammad Hasan Gaido memaparkan makna dan tujuan Visit Baduy 2021 yaitu merespon apresiasi dari Presiden RI, Joko Widodo yang mengenakan baju khas adat Baduy acara kenegaraan peringatan HUT Republik Indonesia ke-76 lalu dan dilanjutkan dengan kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno ke Lebak, Banten yang juga mengenakan baju khas Baduy dan menyampaikan bahwa baju Baduy habis terjual baik offline maupun online.

“Karena itu kami bergerak cepat berkoordinasi dengan beberapa pihak di antaranya Kadis Pariwisata Banten, Perkumpulan Urang Baten (PUB), Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) dan lainnya untuk mengemas Visit Baduy 2021 yang  rencananya dimasukkan ke Calender Event tahunan setiap bulan September dan melakukan ngawangkong (Dialogue) Budaya Baduy di rumah Jaro Saija selaku tuan rumah perwakilan suku Baduy” ujar Hasan Gaido

Sebelum diadakan Ngawangkong di lakukan kunjungan ke Sentral Budidaya Lebah Madu Baduy di Cibengkung milik masyarakat Baduy, Ki Musung, dalam rangkang menepis  berita yang viral beberapa waktu lalu bahwa marak adanya produksi madu palsu dengan mencatut madu Baduy.

Rombongan dihidangkan madu asli yang ada sarang madunya dan di sentra peternakan madu Baduy dan peserta juga disuguhi makan siang dan makan duren Baduy.

Sehingga melalui kegiatan ini kami segenap lapisan masyarakat Banten bersama pemerintah siap menjaga budaya Baduy dengan segala adat istiadatnya dan mengajak wisatawan dalam negeri dan luar negeri datang ke Baduy dengan tujuan wisata budaya.

Kegiatan Visit Baduy 2021 di mulai dari Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, Baros,  Serang Banten dengan sebelumnya sarapan pagi nasi uduk dengan semur jengkol khas menu dari Banten Restoran yang ada di Baduy Outbound dan rombongan Visit Baduy 2021 bergerak jam 08.30.

Kami siap sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak untuk memajukan pariwisata di Banten secara umum dan khususnya wisata budaya Baduy silahkan mengikuti di sosmed IG, FB dan Youtobe Visit.Baduy akan mendapatkan informasi berbagai kegiatan dan informasi seputar Visit Baduy.

Kami siap sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak untuk memajukan pariwisata di Banten secara umum dan khususnya wisata budaya Baduy silahkan mengikuti di sosmed IG, FB dan Youtobe Visit.Baduy akan mendapatkan informasi berbagai kegiatan dan informasi seputar Visit Baduy.

Semoga kegiatan ini menjadi pengerak peningkatan ekonomi melalui sektor pariwisata Banten di tengah pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.